Melanjutkan postingan sebelumnya dalam upacara pernikahan adat tionghoa ini memiliki struktur yang cukup panjang. Setelah prosesi pernikahan selesai pengantin pria dan wanita dalam adat tiongha diwajibkan untuk melakukan upacara-upacara sebagai berikut:
C. UPACARA SEMBAHYANG TUHAN”Cio Tao”)
Di pagi hari pada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun, adakalanya upacara Sembahyang Tuhan ini diadakan pada tengah malam menjelang pernikahan. Upacara Cio Tao ini terdiri dari :
- Penghormatan kepada Tuhan
- Penghormatan kepada Alam
- Penghormatan kepada Leluhur
- Penghormatan kepada Orang tua
- Penghormatan kepada kedua mempelai.
Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7 macam buah, COntohnya: Srikaya,sebagai lambang kekayaan. Di bawah meja harus ada jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang melambangkan alam nan makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis tengah 2 meter dan di atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan, sumpit, dll. yang semuanya itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang umur dan setia.
Kedua mempelai memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut baju “Pao”. Mereka menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan kepada yang dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta bersujud. Upacara ini sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.
D. DI KELENTENG
Sesudah upacara di rumah, dilanjutkan ke Klenteng. Di sini upacara penghormatan kepada Tuhan Allah dan para leluhur.
E. PENGHORMATAN ORANG TUA DAN KELUARGA Kembali ke rumah diadakan penghormatan kepada kedua orang tua, keluarga, kerabat dekat. Setiap penghormatan harus dibalas dengan “ang pauw” baik berupa uang maupun emas, permata. Penghormatan dapat lama, bersujud dan bangun. Dapat juga sebentar, dengan disambut oleh yang dihormati.
Selanjutnya silahkan baca disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis komentar anda disini